kerajinan gerabah paling banyak dan piling kualitas bagus di
beberapa desa....
di Kabupaten Klaten kususnya di desa Pagerjurang,Desa Melikan kecamatan Wedi Klaten.
Desa Pagerjuran merupakan
central kerajinan gerabah yang terdapat di Klaten.
UMKM
ini mampu menghidupi 250 KK (kepalakeluarga) atau sekitar 1.250 orang yang gerabah
dan keramik.
Desa Melikan ditetapkan sebagai desa wisata yang ada di Klaten dengan luas wilayah
sebesar 167, 162Ha.
Desa
ini berbatasan langsung dengan desa Bayat dibagian utara.
Desa
ini berbatasan langsung dengan desa Bayat dibagian utara.Secara umum kerajinan gerabah
merupakan ekonomi basis dari desa ini hal ini bias terjadi karena gerabah di
desa Melikan sudah ada semenjak ± 600
tahun lalu namun kemudian hal tersebut (gerabah) mulai diperkuat dengan hasil peneliti
anarkeologi menemukan gerabah di sekitar wilayah desa Paseban dan Genthong yang terdapat di area pemakaman Sunan Tembayat.Ciri gerabah Melikan di perkuat dengan warna kecoklatan menandakan warna asli dan sudah benar-benar matang dari proses pembakaran,
Gerabah
Bayat tak pernah dicat seperti gerabah dari Kasongan atau tempat lain.
Warna alam yang muncul dari gerabah disebabkan oleh tanah tersebut dibakar dengan daun munggur.
Biasanya akan dijumpai stempel simbol
“Paju”, yang merupakan singkatan dari Pagerjurang, di setiap benda yang dihasilkan.
Sejarah Kerajinan gerabah dan keramik di
Kabupaten Klaten ini diperkirakan sudah berumur ratusan tahun silam dan hingga kini
usaha mereka masih mampu bertahan dan tumbuh berkembang. Sejarah kerajinan
Masuk di desa Melikan yaitu pada jaman dahulukala sekitar empat ratusan tahun
yang lalu ada seorang sunan yang bernama SunanPandanaran yang masuk ke Desa Melikan,
ia menyebarkan agama islam dan membuat Masjid di lokasi kemudian pada tempat untuk
menampung air wudhu menggunakan wadah
yang sering orang setempat menyebutnya gentong. Gentong tersebut sangat indah dan
berbahan dasar dari tanah liat yang diambil dari perbukitan setempat.Warga setempat
merasa senang ketika melihat tempat wudhu yang terbuat dari tanah liat itu dan sangat
tergugah untuk memiliki tempat yang sama, akhirnya warga menanyakan kepada SunanPandanaran
tentang cara pembuatan gentong itu dan dikemudian harinya warga setempat khususnya.Desa
Melikan banyak yang membuat tempat wudhu tersebut dan ada juga yang membuat untuk
dijual.Banyaknya peminat akhirnya warga setempat banyak yang membuat gentong tersebut
untuk dijual lalu seiring dengan berjalannya waktu warga mulai mengembangkan gentong
kebentuk atau barang lain.
Secara menyeluruh bahan baku gerabah
berasal dari tanah liat. Untuk Desa Pagerjurang ini tidak terdapat informasi secara
sekunder yang mampu menjelaskan dari manabahan baku berasal. Namun karena bahan
baku yang cukup mudah dijumpai karena hanya bermodalkan tanah liat maka bias dibuat
pradugasementara bahwa sumber bahan baku berasal dari desa ini sendiri karena hal
ini diperkuat dari sejarah dimana Sunan Pandanaran mengambil tanah dari perbukitan
setempat.
Kerajinan ini merupakan tradisi turun
– temurun masyarakat setempat di DusunPagerjurang, Desa Melikan.Dengan demikian
dapat terlihat bahwa tenaga kerja yang diberdayakan berasal dari desa ini sendiri
dari Desa Melikan sendiri.Terdapat ratusan pengerajin yang tersebar dibeberapa Dusun
bukan hanya di Dusun Pangerjuang saja namun di DusunSayangan, Sumber, Bogor,
Bentengan, danMelikan.Banyak SDM di desa ini yang mengerti dan terampil membuat
gerabah baik seca ratradisional yaitu teknik miring maupun secara modern.Sampai
saat ini sekitar 250 KK (kepalakeluarga) atau sekitar 1.250 orang yang
menggantungkan hidupnya dari kerajinan gerabah ini karena gerabah telah menjadi
salah satu sector penopang ekonomi warga Melikan yang mencapai presentase sekitar
40% .Sebagian besar tenaga kerja masih muda, terutama yang membuat desain yang
agak rumit.
Proses produksi masih menggunakan
proses tradisional yang terkenal di desa ini yaitu dengan cara pembuatan teknik
miring. Teknik ini berawal dari para pengrajin yang sebagian besar perempuan sangat
menjaga adat budaya ketimuran dengan tidak membuka keduapahanya.
Pemasaran Gerabah tersebut sudah keluar daerah klaten,karena desa paerjurang sudah termasuk desa wisata,dan sudah mampu menarik wisatawan dari manca negara,
desaPagerjurang juga menjual gerabah
yang diletakkan di showroom yang dapat terlihat di kanan kiri jalan begitu masuk gapura besar
yang menandai desa sentral kerajinan.Desa Pagerjurang sudah bisa menjual barang gerabah di dalam negeri yaitu Bali,Semarang,Yogyakarta,Kalimantan,Jakarta,Sukoharjo,dan juga mampu masuk dalam pasar luar negeri yaitu : Australia,
Jepang, Belanda, Spanyol, dan Argentina, danJerman.
sekian dari saya semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar